MONPERA.ID, Jakart – Hamzah bin Abdul Muthalib yang dijuluki singa Allah adalah sahabat, paman, sekaligus saudara sepersusuan Nabi Muhammad SAW. Ia memeluk islam pada periode pertama.
Hamzah dan Nabi SAW memiliki usia yang tidak jauh berbeda. Hamzah juga dikenal sebagai sosok pemberani dan hebat dalam berperang.
Hamzah dan Nabi Muhammad memiliki kedekatan hubungan yang erat karena keduanya banyak melakukan hal bersama sedari kecil, sehingga Hamzah pun sangat mengenal serta menyayangi Muhammad.
Ketika Nabi Muhammad sedang berupaya untuk menyebarluaskan dakwah mengenai ajaran agama Islam, Hamzah masih belum menjadi seorang Muslim.
Tetapi, rasa hormat untuk melindungi Nabi Muhammad selalu ada pada dirinya. Bahkan ia tidak rela jika ada salah seorangpun yang menjelekkan atau menyakiti keponakannya itu.
Suatu waktu seseorang dari kaum kaum Quraisy menjelek-jelekan Nabi Muhammad dan kabar tersebut telah sampai dan didengar oleh Hamzah sampai membuatnya murka.
Meskipun status agama Hamzah belum Islam, dirinya sangat marah jika ada yang mencela Nabu Muhammad dalam hal apa pun.
Dengan suara lantang Hamzah membela keponakannya sambil menyatakan kepada kaum Quraisy perihal dirinya sudah mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW.
Kaum Quraisy yang mendengar pernyataan Hamzah itu dibuat gelisah karena ada kemungkinan pengikut Nabi Muhammad bisa jauh lebih banyak.
Setelah kejadian tersebut Hamzah sempat dilanda keraguan atas agama Islam. Namun pelarian dirinya hanya kepada Allah untuk meminta keyakinan, kebenaran serta petunjuk.
Maha suci Allah atas segala kuasanya mengabulkan doa-doa Hamzah, sampai membuat dirinya yakin. Kemudian ia bergegas menemui Rasul untuk menceritakan kejadian yang dialaminya.
Mendengar apa yang terjadi pada Hamzah Rasul turut mendoakan agar dirinya diberikan keteguhan hati pada agama islam.
Hamzah menjadi pengikut ajaran Rasul dan sosoknya paling terdepan dalam membela Islam. Terutama ketika kaum Quraisy gencar menghasut yang memicu peperangan.
“Sejak masuk Islam, Hamzah mempersembahkan semua kekuatan, kemampuan, serta hidupnya untuk Allah dan agama, sampai Nabi memberinya gelar agung Assadullah wa Asadu Rasulihi (Singa Allah dan Rasul-Nya),” tulis Khalid Muhammad Khalid dalam bukunya Biografi 60 Sahabat Rasulullah SAW tentang Hamzah bin Abdul Muthalib, Singa Allah dan Pemimpin Para Syuhada.
Saat itu akan berlangsung Perang Badar. Kaum Muslim berhadapan dengan kaum Quraisy dan untuk pertama kalinya Rasul memercayai Hamzah sebagai penegak bendera Islam.
Pertumpahan darah serta kekecewaan banyak menimpa kaum Quraisy atas kekalahannya melawan kaum muslim selepas perang Badar. Akan tetapi, kaum Quraisy sesegera mungkin ingin membalas dendam untuk membunuh Hamzah pada perang berikutnya yaitu perang Uhud.
Rasa dendam serta amarah tinggi ada pada seluruh kaum Quraisy yang sudah tidak sabar untuk memburu Hamzah.
Nahas, Hamzah pun tewas oleh sebuah tombak yang diarahkan seseorang budak bernama Wahsyi dari kaum Quraisy saat Perang Uhud berlangsung. Kematian Hamzah dalam Perang Uhud diketahui Rasul dan menjadi luka terdalam hingga menggemparkan seluruh kaum.
Rasa cinta Nabi kepada Hamzah sangat besar. Dari peristiwa itu turunlah sebuah surah An-Nahl ayat 125-128 sebagai penghormatan untuk Hamzah yang telah mendapat pahala di sisi Allah.
Itulah kisah Hamzah bin Abdul Muthalib sang ‘Singa Allah’ dan pemimpin para syuhada yang sangat tinggi dengan keyakinan serta teguh pendirian dalam menegakkan agama Islam.