Besok, Ratusan Siswa di Sumsel Mulai Ikuti Program Retret

MONPERA.ID, Palembang – Sebanyak 100 siswa dari berbagai sekolah yang ada di Provinsi Sumatera Selatan, besok, Rabu (2/7/2025) mulai mengikuti program Retret di Bumi Perkemahan Gandus, Palembang.

‘ Insa Allah, untuk tahap awal ini ada 100 anak anak siswa sekolah SMA Sederajat  di Sumsel mulai ikuti program Retret,” kata Sekda Sekda Sumsel, Edward Candra, Selasa (1/7/2025).

Menurutnya, program Retret pelajar yang diinisiasi HDCU tersebut, secara fisik Bumi Perkemahan Gandus sudah  siap, termasuk juga dengan para pelatihnya serta perlengkapan siswa selama mengikuti program Retret.

“Kita pastikan program Retret pelajar, bisa berjalan lancar,” bebernya.

Karena, program Retret tersebut atas inisiasi dari HDCU yang berkomitmen membangun karakter generasi muda karena merupakan bagian pembangunan SDM Sumsel. Mengingat, penting pendidikan karakter sebagai pondasi peradaban.

Dengan begitu, HDCU sangat mendukung penuh adanya pendekatan humanis dan edukatif sebagai alternatif solutif, untuk menekan kenakalan remaja di Sumatera Selatan. Kemudian, ingin mencetak pemuda pemudi  yang memiliki jiwa tangguh,berintegritas untuk siap menjadi pemimpin masa depan, tegasnya.

Karena, menurut HDCU. Program retret di inisiasi karena dilatarbelakangi  meningkatnya fenomena kenakalan remaja. Seperti, bullying,tawuran,penyalahgunaan narkoba termasuk juga geng motor yang memakan korban jiwa. Sehingga, memerlukan penanganan strategis dan sistematis, tandasnya.

Selain itu, pendekatan juga tidak sekedar represif. Tetapi, bagaimana melakukan pembinaan karakter menyeluruh dan menyentuh akar masalah yakni mentalitas, nilai hidup, serta arah masa depan remaja.

“Nah nanti dalam retret akan ada pembinaan bidang kepanduan, kepramukaan, dan sebagainya. Siswa-siswa yang perlu perlakuan khusus akan diberi pembinaan. Dan, mereka yang ikut ini harus dapat izin orang tua siswa,” urainya.

Program retret ini tak hanya menyasar  siswa yang terindikasi menyimpang dan melakukan kenakalan remaja (alur kuratif) saja, tapi juga mereka yang berprestasi (alur preventif).

Pendekatan preventif ditujukan untuk siswa-siswa berprestasi agar tidak terjerumus ke perilaku menyimpang. Melalui pembinaan karakter sejak dini, mereka diperkuat secara moral dan mental untuk tetap berada di jalur positif.

Sementara kuratif ditujukan bagi siswa yang telah terindikasi melakukan kenakalan remaja. Pendekatan ini menjadi sarana rehabilitasi yang tidak menghakimi, namun membina dengan empati dan struktur yang jelas.

Keduanya akan diperlakukan setara, karena tujuan utamanya adalah menjadikan semua peserta pribadi yang kuat, tangguh, dan berakhlak mulia, tanpa stigma.

Menurutnya program ini akan melibatkan lintas sektor, antara lain dinas pendidikan, dinas sosial, biro kesra, kepolisian, TNI, psikolog pendidikan, tokoh agama, kepala sekolah, guru BK, serta relawan karakter dan fasilitator pelatihan.

Edward juga memastikan program ini tidak sama dengan di Jawa Barat. Meski serupa dalam semangat membina karakter, retret Laskar Satria Pandu memiliki kekhasan berupa dua pendekatan terpadu (preventif dan kuratif) yang dijalankan bersamaan.

Program ini juga bersifat inklusif, menyasar seluruh kabupaten/kota, tidak hanya zona tertentu. Di samping itu, retret ini lahir dari inisiatif Gubernur Sumsel, sebagai wujud perhatian serius terhadap krisis moral remaja.

“Siswa ini tidak kita bawa me barak, kalau di Sumsel mereka masuk Bumi Perkemahan Gandus,” ujarnya.

Program ini rencananya akan digelar berkelanjutan. Tak hanya dilakukan pada angkatan I tahun ini saja. Program ini jadi langkah awal menghadapi bonus demografi 2030-2040. Dan mereka yang sudah menjalani retret ini nantinya akan menjadi Laskar Satria Pandu.