MONPERA.ID, Palembang – Target pendapatan Perumda Tirta Musi Palembang melonjak dua kali lipat, dari estimasi saat ini Rp50 Miliar menjadi Rp100 Miliar pada tahun 2026.
Menyikapi hal itu, salah atau calon Direktur Utama (Dirut) Perumda Tirta Musi Palembang, Oka Wiryadi Kurniawan mengatakan, angka tersebut realistis untuk dicapai, namun ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.
Yang pertama adalah, penambahan pelanggan baru sebesar-besarnya, minimal ada 20.000 pelanggan baru per tahun, dengan target pada perumahan baru, tetapi juga segmen komersial dan industri (kafe, restoran, hotel, pergudangan) yang menggunakan tarif komersial dengan margin lebih tinggi.
“Kalau ada 20.000 pelanggan baru, maka estimasi tambahan pendapatan adalah Rp 57 miliar per tahun,” kata Oka kepada media ini, Rabu (11/12/2025).
Kemudian yang kedua adalah, penurunan NRW (Non Revenue Water), Perumda Tirta Musi harus menargetkan penurunan tingkat kehilangan air (NRW) sebesar 10 persen dalam satu tahun fiskal. Penurunan NRW, yang saat ini diperkirakan berada di kisaran 25-35 persen, dapat dicapai melalui penerapan District Metered Zone (DMZ), penggantian pipa tua di titik kritis, dan penertiban sambungan ilegal.
“Setiap penurunan 10 persen NRW berpotensi menambah pendapatan Rp10 – Rp 12 Miliar,” kata Oka.
Lebih jauh Oka menjelaskan, cara ketiga adalah, inovasi pendapatan non-air akan dimaksimalkan. Perumda besar di Indonesia telah membuktikan bahwa sektor non-air dapat menyumbang hingga puluhan miliar. Bagi Tirta Musi, layanan Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT), penjualan air curah B2B ke industri/kawasan yang belum terjangkau jaringan, dan layanan konsultasi water safety management untuk hotel adalah fokus utama.
“Tambahan pendapatan non-air realistis sebesar Rp10 – Rp 15 Miliar per tahun,” ujarnya.
Keempat adalah, peningkatan efisiensi penagihan dan penurunan piutang macet menjadi target penting. Melalui digitalisasi penuh sistem billing dan penggunaan payment gateway, Perumda Tirta Musi dapat menargetkan tingkat collection rate mencapai 98 persen hingga 99 persen. Implementasi smart valve juga dipertimbangkan untuk pemutusan otomatis pada tunggakan.
“Peningkatan efisiensi penagihan diperkirakan menambah Rp 5 – Rp 8 Miliar,” katanya.
Sambung Oka, terkahir yang kelima adalah sebagai opsi pendukung dan jika tarif air saat ini belum mencapai full cost recovery, penyesuaian tarif sebesar 5 – 10 persen dapat dilakukan. Langkah ini harus dibarengi dengan kampanye komunikasi publik yang kuat, menjelaskan manfaat perbaikan layanan dan peningkatan kualitas distribusi air.
“Penyesuaian tarif yang bijaksana dapat menambah Rp 6 – Rp 10 Miliar,” katanya.
Oka menambahkan, 5 strategi ini berlandaskan pada kondisi umum Perumda nasional dan potensi pasar Palembang, di mana setiap pilar memiliki kontribusi signifikan terhadap penambahan pendapatan, yang secara total diperkirakan mencapai Rp88 Miliar hingga Rp102 Miliar tambahan.
Untuk memastikan keberhasilan strategi ini, Perumda Tirta Musi disarankan membentuk Tim Percepatan Pendapatan (TPP) dan menerapkan Key Performance Indicator (KPI) yang ketat bagi direksi dan manajer. Prioritas 100 hari pertama harus fokus pada pemetaan jaringan NRW tertinggi, percepatan 5.000 – 7.000 pelanggan baru, rebranding layanan pelanggan (Call Center 24 Jam), dan memulai kerja sama eksklusif dengan developer besar.
“Intinya target Rp100 Miliar di tahun 2026 adalah peluang nyata bagi Perumda Tirta Musi Palembang untuk menunjukkan performa terbaiknya di antara Perumda air minum di Indonesia, asalkan lima strategi pendapatan tersebut dieksekusi secara terintegrasi dan berkelanjutan,” pungkasnya.

