Edward Hadiri Pembudayaan Pancasila sebagai Upaya Deradikalisasi Eks Napiter di Sumsel

MONPERA.ID, Palembang – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumatera Selatan, Dr. Drs. H. Edward Candra,MH, menghadiri kegiatan pembudayaan nilai-nilai Pancasila kepada eks narapidana terorisme (napiter) yang dirangkai dengan bedah buku Islamisasi di Indonesia. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Palembang, Senin (22/12/2025).

Kegiatan ini bertujuan untuk menginternalisasi nilai-nilai Pancasila sekaligus membangun kembali pola pikir eks napiter agar lebih positif, moderat, dan mampu berkontribusi secara aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Sekda Sumsel Edward Candra menegaskan bahwa pembudayaan Pancasila kepada eks napiter merupakan langkah strategis dalam memperkuat ideologi bangsa sekaligus bagian dari proses reintegrasi sosial.

“Pembudayaan nilai-nilai Pancasila kepada eks napiter adalah upaya mengembalikan mereka ke jalur yang benar serta mendorong mereka menjadi agen perubahan yang positif di tengah masyarakat,” ujar Edward.

Edward juga menyampaikan bahwa para eks napiter yang hadir telah menjalani proses rehabilitasi dan menunjukkan komitmen untuk menjadi bagian dari masyarakat yang lebih baik dan produktif.

“Dengan pembudayaan nilai-nilai Pancasila, kita dapat memperkokoh ideologi bangsa. NKRI adalah rumah kita bersama, dan toleransi antarumat beragama merupakan kunci utama dalam menjaga persatuan,” tambahnya.

Ia berharap diskusi dalam bedah buku tersebut dapat membuka wawasan dan memperluas cara pandang seluruh peserta dalam memahami Pancasila sebagai dasar negara dan pedoman hidup berbangsa.

Sementara itu, Kepala BPIP RI, KH Yudian Wahyudi, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini dapat membantu eks napiter dalam proses reintegrasi sosial sehingga mampu menjadi warga negara yang taat hukum dan berkontribusi positif bagi bangsa.

Menurutnya, Pancasila merupakan hasil konsensus nasional yang lahir dari proses sejarah panjang bangsa Indonesia, mulai dari perjuangan kemerdekaan hingga pengakuan internasional atas Proklamasi yang dipimpin oleh Bung Karno dan Bung Hatta.

“Konsensus yang disepakati adalah Pancasila. Muslim Indonesia yang menolak Pancasila berarti menentang kesepakatan bangsa. Pancasila adalah titik temu bagi 280 juta rakyat Indonesia,” tegas Yudian.

BPIP secara konsisten melaksanakan pembudayaan nilai-nilai Pancasila kepada eks napiter sebagai bagian dari upaya deradikalisasi, dengan tujuan membangun pemahaman kebangsaan yang utuh dan berkelanjutan.