Kabut Asap Akibat Karhutla di OKI Terbanyak di Sumsel

MONPERA.ID, Kayu Agung – Asap dari dampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) semasa musim kemarau saat ini sangat luas, kabut asap yang dirasakan tidak hanya melanda OKI tapi menyebar ke berbagai wilayah Sumsel.

Akibat dari karhutla itu juga menimbulkan asap yang menggangu kesehatan. Ternyata karena sangat luasnya lahan yang terbakar khusus lahan gambut dan purun.

Maka membuat Kabupaten OKI menjadi produksi asap karhutla terbanyak di Sumatera Selatan (Sumsel).

Dimana setiap harinya kabut asap pekat terjadi di kota Palembang terutama pagi hari dan sore hari.

Sehingga membuat aktivitas anak-anak sekolah sempat diliburkan. Kemudian menjadi jam masuk sekolah mundur.

Kabut asap pekat ini juga terjadi di beberapa Kabupaten/Kota di Sumsel. Kabut asap yang pekat ini bukan hanya menganggu kesehatan manusia terutama balita dan lansia.

Dimana kabut asap juga menganggu dalam berlalulintas. Yakni jarak pandang yang dekat sehingga jelas membahayakan dan harus berhati-hati karena bisa menyebabkan kecelakaan lalulintas.

Dikatakan Kepala Balai PPI Wilayah Sumatera, Ferdian Krisnanto SHut MP, pihaknya melakukan peninjauan pemadaman karhutla di Kabupaten OKI yakni mencari lokasi beberapa daerah sumber api yang menyebabkan kabut asap.

“Dari penelusuran mulai Palembang, Ogan Ilir dan OKI ternyata memang asal produksi asapnya berasal dari Kabupaten OKI,” ujarnya, Rabu (1/11/2023).

Ferdian menjelaskan, pihaknya telah melakukan pemetaan dan hingga saat ini kawasan Jungkal, Cengal dan Pangkalan Lampam ini masih berasap.

“Jadi sekarang kami fokus pemadaman lahan yang paling luas dan pertimbangan sumber asap (produksi asap), yakni Jungkal dan Pedamaran,” jelasnya.

Dia menyebut, dalam hal pemadaman kesulitan yang dihadapi pihaknya ketika persediaan air semakin sedikit. Untuk ketersediaan air sudah semakin sedikit. Padahal yang dipadamkan masih luas.

“Seperti di Jungkal Kecamatan Pampangan itu airnya semakin sedikit karena tidak ada hujan sama sekali. Sudah 90 hari Jungkal mengalami hari tanpa hujan,” terangnya.

Masih kata dia, jadi adanya kekurangan air tentu menyulitkan pihaknya dalam melakukan pemadaman ke daerah tersebut.

“Untuk diketahui saat ini yang terbakar pada lahan gambut yang cukup dalam, ditambah angin kencang tentunya mempersulit kami dalam pemadaman, oleh karena itu asap masih pekat saat ini setiap harinya,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala UPTD KPH Wilayah V (Lempuing, Mesuji) Provinsi Sumsel, Edi Warsa SP MSi mengungkapkan, saat ini titik api masih banyak di OKI termasuk karhutla masih terjadi. Jadi oleh karena itu asap masih pekat.

Dikatakan Edi, untuk titik api masih banyak terutama di lokasi desa-desa yang rawan tejadi karhutla. Yakni seperti Desa Jungkal, Kecamatan Pampangan, Desa Talang Rimba Kecamatan Tulung Selapan.

Lokasi di Desa Cengal Kecamatan Cengal, Desa Sungai Jeruju dan Pulau Beruang Kecamatan Tulung Selapan. Termasuk lokasi lahan gambut di Kecamatan Pedamaran Timur Sepucuk.

“Yang jelas untuk lahan gambut dan lahan yang masih terbakar saat ini asapnya terbawa angin menuju Palembang atau mengarah Palembang,” ujarnya.

Edi menyebut, titik api yang ada itu juga tersebar di hutan produksi terbatas (HPT) dan kawasan hutan lainnya. Untuk HPT di Kabupaten OKI terdapat di Kecamatan Pedamaran Timur Sepucuk.

“Lahan yang sudah kering karena kemarau ini apabila tidak ada hujan maka akan terus terbakar khususnya lahan gambut,” pungkasnya.