MONPERA.ID, Palembang – Menteri Koordinator (Menko) Pangan RI Zulkifli Hasan (Zulhas), mendorong penuh program Swasambada Pangan Pemerintah Provinsi Sumsel,guna untuk mensukseskan program Swasambada Pangan di Indonesia.
Menko Bidang Pangan RI Zulkifli Hasan mengatakan, rakor tersebut untuk menyatukan langkah visi misi, dalam mensukseskan di bidang pangan yang di programkan Presiden RI Prabowo Subianto.
“Nah kita semua harus bergerak cepat untuk optimalisasi terhadap persoalan yang ada seperti irigasi, pupuk, dan masih ada yang lain lagi, katanya seraya juga menjelaskan termasuk juga membuka lahan baru agar bisa impor lagi.
Begitu juga dengan Provinsi Sumsel. Karena, lahan yang dipersiapkan cukup luas hampir 500 ribu hektare. Apalagi, Sumsel selama ini merupakan daerah lumbung pangan yang menjadi andalan. Namun, tentu dibutuhkan kerjasama dari semua pihak, untuk mencapai Swasambada Pangan, mulai dari beras,garam,jagung maupun gula.
“Kunci Sukses swasembada pangan itu optimalisasi lahan, pak Presiden sangat konsen hal ini,”katanya saat doorstop Rakor Swasambada Pangan dengan Kepala Daerah se Sumsel di Griya Agung Palembang, Senin (13/1/2025).
Seperti, untuk gabah. Itu, dinaikan menjadi Rp6.500 yang sebelumnya hanya Rp6.000. Sementara, jagung juga naik dari Rp5.000, kini harganya menjadi Rp5.500. Bahkan, per tanggal 15 Januari 2025 Bulog akan membeli gabah dengan harga Rp6.500. Namun, untuk jagung mulai dibeli pada Februari dengan harga Rp5.500, Bebernya.
Dengan begitu, gubernur, bupati dan Forkopimda serta pihak terkait. Diminta, untuk mendukung program tersebut, karena masa panen tidak lama lagi yang puncaknya pada Februari,Maret dan April.
“Jadi program ini harus betul betul kita dukung,ucapnya.
Sementara,Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi,S.H.,M.S.E mengungkapkan, Sumsel saat ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 8.973.168 jiwa dengan luas wilayah 87.071.41 km2 yang terdiri dari 17 kabupaten dan kota.
Dimana, untuk produksi beras Sumsel terhitung tahun 2024 sebanyak 1.635.610 ton dan konsumsi sebanyak 846.060 ton sehingga surplus sejumlah 789.550 ton (tertinggi sepanjang empat tahun terakhir).
“Komoditi pangan lain yang sudah swasembada di Sumsel adalah ikan (budidaya dan tangkap) dan telur ayam ras.Produksi ikan (budidaya dan tangkap) tahun 2023 sebanyak 488.805 ton sedangkan jumlah kebutuhan (konsumsi) sebanyak 373.116,7 ton sehingga surplus sebanyak 115.688,3 ton,”ungkapnya seraya juga menjelaskan untuk produksi telur ayam ras tahun 2024 sebanyak 145.359.158 kg dan jumlah konsumsi sebanyak 68.715.900 kg sehingga surplus 76.643.258 kg,
Bangganya lagi, untuk kelebihan seperti beras, daging dan telur ayam ras di kirim keluar Provinsi Sumsel antara lain ke Jakarta, Banten, Jawa Barat dan Bangka Belitung. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan komoditas pangan yang masih kurang di datangkan dari Provinsi lain.
“Pemerintah provinsi Sumatera Selatan juga melakukan Kerjasama Antar Daerah (KAD) dengan beberapa provinsi untuk memenuhi kebutuhan komoditas pangan yang masih kurang,” ujarnya.
Selain itu Perekonomian Provinsi Sumatera Selatan tahun 2024 mengalami pertumbuhan sebesar 4,9% yang merupakan terbesar ke 2 di Pulau Sumatera dan laju inflasi sebesar 1,87% (yoy) pada bulan Juli 2024, sedangkan angka kemiskinan masih 2% diatas nasional yaitu 10,97%.
“Pangan merupakan kebutuhan paling mendasar bagi kelangsungan hidup manusia, sehingga pemerintah mempunyai kewajiban memenuhi pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan,” terangnya.
Untuk menjaga dan meningkatkan produksi pangan di Provinsi Sumatera Selatan berbagai upaya telah dilaksanakan seperti, Percepatan Penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN), percepatan Peningkatan Pangan dan Stabilisasi Pangan dan Harga Pangan, percepatan Peningkatan Tanaman Perkebunan dan Percepatan Pengembangan BUMD dan Pembiayaan Usaha UMK.
Kemudian, percepatan Pengembangan Transportasi dan Regional,Percepatan Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan dan Penguatan PUU serta Peningkatan Kemasyarakatan. Pengelolaan Isu Sosial.
Disamping itu, penyelesaian beberapa isu tentang Inflasi, Pengentasan kemiskinan, Prevalensi stunting dan kekurangan gizi, serta Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjadi tugas bersama, karena hal tersebut tidak hanya menjadi beban satu instansi saja, tentu kerja keras, koordinasi dan sinergi bersama seluruh pihak harus terus dilakukan.
“Disini telah di launching Kantor Sekretariat Bersama (Sekber) yang difasilitasi OJK, BI, BPS dan semua yang terlibat dalam rangka percepatan peningkatan perekonomian di Provinsi Sumatera Selatan termasuk mendorong peningkatan produksi pangan di provinsi Sumatera Selatan,” tutupnya.
Dalam kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan MoU antara Pemprov Sumsel dengan PT. Belitang Jaya tentang implementasi cetak sawah dan pembangunan penggilingan padi modern mendukung PSN lahan sawah pasang surut tanah mineral dan rawa lebak tanah mineral di Provinsi Sumsel.