MONPERA.ID, Palembang – Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang untuk menjalankan program retreat dengan memasukkan remaja yang terlibat aksi tawuran dan tindak kejahatan lainnya ke barak militer terus dimatangkan.
Setelah sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palembang bertemu dengan jajaran Bataliyon Infanteri (Yonif) 200 Raider/Bhakti Negara di Gandus, terkait hal ini Wali Kota Palembang, H Ratu Dewa juga telah bersurat kepada Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto.
“Masih kita tunggu jawaban dari Bapak Panglima TNI dan Pangdam II Sriwijaya seperti apa, tapi intinya Pemkot Palembang sangat mendukung program tersebut karena persoalan kenakalan remaja ini harus betul-betul disikapi dengan serius. Dan dengan penanganan yang komprehensif mereka sebagai penerus bangsa perlu dibina agar tidak salah jalan,” kata Dewa, Minggu (7/5/2025)
Terkait masih sering terjadinya aksi tawuran yang melibatkan anak-anak remaja termasuk mereka yang masih berstatus pelajar, Dewa mengaku dirinya merasa sangat miris, calon penerus bangsa bertingkah laku merusak seperti itu.
Untuk itu, dirinya langsung menginstruksikan kepada Sekda Kota Palembang, H Aprizal Hasyim untuk segera berkoordinasi dan menggelar rapat dengan aparat TNI dan Polri guna menyusun formulasi yang tepat untuk kegiatan retret tersebut.
“Pekan ini saya sudah mintakan ke Pak Sekda agar segera dilakukan rapat untuk membahas masalah ini dengan melibatkan aparat TNI, Polri dan pemangku kepentingan lainnnya,” tegasnya.
Selain dengan TNI-Polri, Dewa juga mengaku pihaknya juga berkoordinasi dengan Komisioner Komnas Hak Asasi Manusia (HAM) yang akan dimintai pendapatnya dari sisi HAM terkait program retret bagi remaja bermasalah yang sata ini telah ditetapkan di sejumlah daerah, salah satunya oleh Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi ini.
Selain itu dengan stakeholder (pemangku kepentingan, red) lainnya seperti dengan Kementerian Hukum serta tak lupa dengan melibatkan pula para alim ulama yang selama ini telah bersinergi dengan Pemkot Palembang.
“Betul-betul miris kita menyaksikannya mulai dari aksi tawuran, kebut-kebutan di jalan raya terlebih saat beraksi mereka juga menggunakan senjata tajam bahkan tak jarang hingga saling melukai,” katanya.
Baru-baru ini, Dewa mengaku dirinya membesuk langsung seorang pelajar yang menjadi korban aksi tawuran yang mengalami luka di dagunya akibat terkena panah bahkan saat dijenguk panas tersebut masih tertancap di dagu pelajar tersebut.