MONPERA.ID, Palembang – Karhutla yang kerap menjadi ancaman bagi masyarakat selama ini. Itu, faktor penyebabnya karena masih menggunakan dengan cara tradisional, ketika membuka atau membakar lahan, kata Sekda Sumsel Edward Chandra, saat menghadiri Focus Group Discussion (FGD) Pencegahan dan Penanggulangan Karhutla pada wilayah Ekosistem Gambut di Provinsi Sumsel Tahun 2024 di Balroom Novotel, Palembang, Rabu (28/8/2024).
Menurutnya, selain karena faktor cara tradisional yang dilakukan masyarakat. Tapi, tidak menutup kemungkinan penyebabnya juga dilakukan oleh pihak perusahaan atau dunia usaha.
“Maka dari itu, permasalahan ini perlu kita selesaikan bersama dan harus ada solusi. Memang,cara buka lahan dengan membakar adalah cara yang sangat mudah dan sangat murah, namun sangat merugikan banyak pihak, ini harus mendapatkan solusi terbaik”tegasnya.
Sementara, Kepala Dinas DLHP Herdi Apriansyah S.STP., MM mengungkapkan, kegiatan FGD tersebut salah satu upaya untuk menyatukan persepsi mengenai isu, topik dan kegiatan dalam pencegahan dan penanggulangan Karhutla. Karena, ini salah satu yang memberikan solusi masyarakat dalam mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan.
Dimana, sampai bulan Agustus 2024, setidaknya ada 1.721 titik hotspot terjadi di Sumsel. Karena, pada bulan Juli dan Agustus merupakan puncak musim kemarau, ungkapnya.
Bahkan, kegiatan FGD ini dihadiri langsung dari pemerintah pusat, daerah,universitas, organisasi yang membidangi kehutanan dan perwakilan dari kabupaten dan kota di Provinsi Sumsel.
“Nah, dengan pertemuan FGD, tentunya dapat berdiskusi mengenai karhutla kedepan,” bebernya.