MONPERA.ID, Jakarta – Sosok Khalifah Bani Umayyah yang bergelar Al Faruq II adalah Umar bin Abdul Aziz. Ia merupakan keturunan dari Khalifah Umar bin Khattab dari jalur ibunya.
Mengutip dari buku Sejarah Peradaban Islam karya Akhmad Saufi dan Hasmi Fadillah nama lengkap Umar bin Abdul Aziz adalah Umar bin Abdul Aziz bin Marwan bin al-Hakam bin Abu Al-Ash bi Umayyah bin Abd Syams bin Manaf.
Ayahnya adalah Abdul Aziz bin Marwan salah seorang gubernur Mesir yang pemberani dan dermawan. Ia menikahi seorang wanita salehah dari kaum Quraisy keturunan Umar bin Khattab yang bernama Ummu Ashim binti Ashim bin Umar bin Khattab.
Umar bin Abdul Aziz lahir di tahun 61 H di Madinah, pada masa pemerintahan Yazid bin Muawiyah.
Saiful Hadi El-Sutha dalam buku Menangislah Agar Surga Merindukanmu mengatakan bahwa Umar bin Abdul Aziz ini bergelar sebagai Umar II atau al-Faruq II yang menjadi khalifah Bani Umayyah dan berkuasa pada 717 M hingga 720 M.
Umar bin Abdul Aziz hanya berkuasa selama 2-3 tahun saja, meskipun begitu ia dinilai sebagai khalifah Bani Umayyah yang paling berhasil. Bahkan, oleh banyak orang ia dianggap sebagai khalifah ke-5 umat Islam.
Umar bin Abdul Aziz merupakan cicit dari Khulafaur Rasyidin Umar bin Khattab. Umar bin Abdul Aziz dibesarkan di Madinah, di bawah bimbingan Abdullah bin Umar atau Ibnu Umar yang merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW dan periwayat hadits terbanyak yang tidak lain adalah putra Umar bin Khattab.
Sebelum menjadi seorang khalifah, Umar bin Abdul Aziz menjabat sebagai seorang panglima yang kemudian dipercaya sebagai gubernur di Madinah. Saat menjabat sebagai gubernur Madinah menjadi tempat yang penuh keadilan berkat kebijaksanaan Umar bin Abdul Aziz.
Hal ini membuat banyak orang Irak yang akhirnya bermigrasi ke Madinah untuk mencari perlindungan dari gubernur mereka yang kejam, yaitu Al-Hajjaj bin Yusuf yang kemudian meminta Khalifah Al-Walid I agar memberhentikan Umar bin Abdul Aziz.
Akhirnya, karena Khalifah Al-Walid I sangat bergantung dengan Al-Hajjaj bin Yusuf ia memberhentikan Umar bin Abdul Aziz. Sepeninggal Khalifah Al-Walid I akhirnya posisi kekhalifahan Bani Umayyah digantikan oleh Sulaiman bin Abdul Malik.
Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik merupakan sepupu dari Umar bin Abdul Aziz, mereka berdua sangat akrab dan selalu bersama. Dalam urusan kenegaraan Sulaiman bin Abdul Malik selalu mengajak Umar bin Abdul Aziz.
Setelah di penghujung kekuasaannya Sulaiman bin Abdul Malik akhirnya menunjuk Umar bin Abdul Aziz. Ia tidak menunjuk saudara dan anak kandungnya sendiri karena ia percaya kepada Umar bin Abdul Aziz.
Di bawah kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz inilah Dinasti Umayyah mencapai puncak kejayaannya. Ia mengganti semua pejabat yang diduga korup dan memperbaiki administrasi pemerintahan serta menggalakkan penunaian zakat maal.
Diceritakan bahwa saat Umar bin Abdul Aziz berkuasa tidak ada penduduk Dinasti Umayyah yang miskin, semuanya termasuk golongan minimal kelas menengah. Sehingga dikisahkan bahwa para pengumpul zakat pada masa itu harus mendistribusikan zakat ke Afrika Utara karena di dalam negeri sudah tidak ada lagi orang miskin selaku mustahiq zakat.
Khalifah Umar bin Abdul Aziz benar-benar sosok yang arif dan bijaksana. Karakter terpuji lainnya dari Umar bin Abdul Aziz adalah, ia suka mendengarkan petuah dan nasihat-nasihat kebaikan dari siapapun.
Persis seperti sang kakek buyut, Umar bin Khattab, ia tidak membiarkan perbuatan zalim merajalela. Ia menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan bagi siapapun yang bersalah.
Ia juga menjunjung tinggi nilai toleransi terhadap kaum Yahudi, Nasrani, dan Zoroaster. Ia menurunkan pajak yang begitu besar dari penduduk Aelia dan Cyprus. Bahkan, ia mengembalikan Basilika John Sang Pembaptis yang dijadikan Masjid oleh Khalifah Al-Walid kepada pemiliknya.