MONPERA.ID, Palembang – Peluncuran buku Jejak Penjual Kopi karya Ferly Marison, seperti mengisahkan perjalanan hidup dari Chairul S. Matdiah, yang merupakan cerminan ketangguhan dan juga loyalitas. Hal itu dikatakan Herman Deru di Ballroom Hotel Aryaduta Palembang, Sabtu (23/8/2025).
Menurutnya, mengenang awal perkenalannya dengan Chairul yang berawal dari urusan asmara dan berkembang menjadi persahabatan erat. Ia menyebut Chairul sebagai pribadi yang konsisten, adaptif, dan tahan banting.
“Dalam gejolak politik, ekonomi, dan sosial, ia tetap menjaga hubungan baik dengan semua orang. Nilai ini yang membuatnya istimewa,” kenangnya.
Dimana, buku Jejak Penjual Kopi, bukan hanya sekedar biografi, tetapi catatan penuh pelajaran hidup. Mengingat, perjalanan Chairul dari warung kopi ke kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Selatan, selama tiga periode tentunya banyak kisah yang sudah membuat pesan penting tentang kerja keras, kesetiaan, dan keberanian menghadapi badai kehidupan. Sehingga, kisah tersebut sangat relevan untuk generasi muda yang kerap mencari jalan pintas.
“Kesuksesan tidak lahir dari keberuntungan, tetapi dari proses yang panjang dan konsistensi,” tegasnya.
Selain itu, dalam buku tersebut, dimana pembaca juga diajak menyelami pengalaman Chairul menghadapi sakit berat, tekanan politik, dan berbagai rintangan. Tetapi, beliau selalu mampu bangkit dengan kekuatan doa dan keyakinan, pungkasnya seraya juga mengajak mendoakan agar beliau dalam selalu sehat.
Sementara, Chairul S. Matdiah mengungkapkan, rasa syukur dan haru. Ia menegaskan bahwa buku ini adalah warisan kecil agar anak muda memahami bahwa perjuangan adalah bagian tak terpisahkan dari hidup.
“Saya percaya bahwa kebaikan tidak pernah sia-sia. Semua luka dan tawa saya jadikan pelajaran berharga. Dzikir dan sedekah bukan hanya amalan, terapi obat jiwa yang menyelamatkan saya,” ungkapnya.